Tuesday, August 7, 2012

Pendidikan Mahal,Bupati Heru ‘Tutup Mata


Penerimaan siswa baru ( PPDB) telah usai dan para siswa pun telah masuk sekolah.Akan tetapi,berbagai kebijakan yang dianggap memberatkan wali murid ini pun belum juga terlupakan. Bahkan, tidak henti-hentinya persoalan ini menjadi bahan pembicaraan sejumlah masyarakat. Pembicaraan tersebutada yang ditutup tutupi hingga blak-blakan membahas soal mahalnya pendidikan di Kota Marmer ini.
TULUNGAGUNG (RF) - Sehingga,janji pemerintah yang akan memberikan kemudahan serta murahnya di dunia pendidikan hanya ‘isapan jempol’.Bahkan,kemudahan dan murahnya dunia pendidikan yang telah digembar-gemborkan melalui media cetak maupun media elektronik hanya omong kosong belaka.Kenyataannya,dari tahun ke tahun PPDB yang dilakukan oleh pihak sekolah yakni mulai dari SD,SMP hingga SMA ‘jadi’ ajang bisnis para oknum sekolah. Sehingga dengan mahalnya pendidikan di Tulungagung inimembuat sejumlah wali murid terus menjerit
.
Menjeritnya para wali murid siswa baru ini lantaran nominal yang dipatok oleh pihak sekolah dianggap mencekiknya.Misalnya,untuk bisa masuk sekolah ternama pihak sekolah telah memathok pagu mulai Rp6 juta hingga Rp15 juta.Mereka, pada umumnya,para siswa yang danem-nya hanyai 34 hingga 36. Ironisnya,kebijakan tersebut disinyalir telah diamini oleh pihak Dinas Pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan ‘sapi perah’para wali murid.Dengan jurus program jalur prestasi,jalurbina lingkungan serta jalur mandiri menjadi andalan pihak sekolah. Sehingga,kebijakan ‘bejat’ini tak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan masyarakat ,karena kebijakan itu dianggapnya hanya ‘akal-akalan’saja.
‘’Sebenarnya praktek seperti ini sudah berjalan lama mas.Namun pada kenyataannya budaya-budaya seperti initetap aman-aman saja.Jadi,sudah semestinya praktek-praktek kotor seperti itu dihentikan.Dan,sebenarnya,semua pada dasarnya kembali pada pemimpin kita (bupati—red).Kalau adakeseriusan,saya yakin pasti bisa,’’ papar nara sumber Radar Fakta yang namanya minta disembunyikan,pekan lalu.
Ironis memang,lanjutnya,praktek-praktek tersebut yakni dari tahun ke tahun semakin tumbuh subur dan Bupati Tulungagung—Ir Heru Tjahjono MM terkesan‘tutup mata’ alias dibiarkan saja. ‘’Namun pada keyataannya praktek kotor di sekolahan ini dari tahun ke tahun tetap aman dan lancar-lancar saja.Ada apa dengan semua ini ?Jadi,persoalan ini tidak bisa dibiarkan terus. Dan,siapa bupati yang terpilih periode 2013-2018 nanti harus berani bertindak tegas serta memberi pendidikanyangmurah,’’celetusnya.
 Bupati Tulungagung—Ir Heru Tjahjono MM yang dikonfirmasi melalui Kepala Bagian (Kabag) Humas Drs Suyantotidak tahu bila saat PPDB bulan lalu pihak di sekolah telah menerapkan berbagai program untuk mencari murid baru.Menurutnya,kalau ternyata murid yang dikenai dana yang mencapai puluhan juta itu mungkin sudah ada kesepakatan antara guru dan wali murid.‘’Lha,seumpama itu sudah ada kesepakatan antara wali murid dan guru untuk beli kursi bagaimana?Tapi kita akan coba cek dulu kebenarannya.Dan,apalagi,Kepala Dinas Pendidikannya sendiri juga ada rencana ikut pilkada,jadi kita sendiri juga bingung,’’ dalih Kabag Humas yang baru dilantik bulan lalu itu.
’Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’
Sementara itu,semenjak era kepemimpinan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbagai kebijakan pun telah dituangkan,diantaranya menaikkan gaji gurumelalui berbagai hal,salah satu program sertifikasitunjangan funsional dan lain-lain itu adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap pahlawan tanpa tanda jasa tersebut(guru) Diharapkan,kenaikan gaji guru yang cukup lumayan besar itu mampu mengurangi angka praktek-praktek kotor yang sudah mendarah daging di negeri ini.Dengan dinaikkannya gaji guru ini diharapkan mampu mengangkat derajat dan pamor mereka yang biasa disebut ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ ini. Namun,ironisnya,dengan gaji yang cukup lumayan besar itu dan kehidupan guru pun mulai berubahtak membuat para oknum guru ini pun berhenti melakukan ‘kebijakan-kebijakan kotor.
Dari hasil investigasi Radar Fakta,sejumlah sekolah pun berlomba-lomba melakukan kebijakan yang cukup mengejutkan,yaknimereka yang danemnya kurang ini. DisinyalirTak tanggung-tanggung,biaya dengan dalih uang gedung itu berkisar Rp10 juta hingga Rp20 juta punbisa masuk di sekolah ternama asalkan mereka mampu ‘membayar uang’ yang telah ‘dipatok’ pihak sekolah per siswa. Seperti halnya beberapa siswa yang telah masuk sekolah ternama,yakni di ‘SMAN 1 Kedungwaru ’ tersebut.
‘’Ya bagaimana lagi mas,anak saya sendiri juga tidak mau sekolah bila tidak disitu (‘SMAN 1,red). Sebenarnya kalau dipikir-pikiruang gedung itucukup lumayan besar.Tapi ya bagaimana lagi,wong aturan dari sekolah sudah semacam itu,’’ujar seorang wali murid SMAN 1 Kedungwaru ini dengan nada pasrah. (red-bersambung)

No comments:

Post a Comment