Monday, September 17, 2012

Pungli Meraja Lela Di SMA Negeri 1 Kedungwaru



Radar fakta Tulungagung.Pungutan yang dilakukan pihak sekolah disaat penerimaan  anak didik baru diduga  hanya  buat ajang bisnis saja.Dimana tiap tahun anak didik harus dibebani dengan berbagai pungutan dengan berbagai  alasan dengan dalih untuk membangun ini dan itu,Dan itupun pihak sekolah demi menyelamatkan diri,komite sekolah yang di suruh ambil alih segala bentuk kebijakan,Seperti  Sekolah yang saat ini menjadi idolanya anak didik Tulungagung SMA Negeri 1 Kedungwaru bagi siswa-siswi yang mau menjadi murid di sekolah tersebut orang  tua murid harus siapkan jantung,
Betapa tidak seperti  PPDB tahun ajaran 2012-2013 yang telah berlalu kemarin masih menorehkan trauma bagi wali murid yang di terima  maupun yang sudah menjadi anak didik di sekolah tersebut.

Ternyata kemerdekaan hanya ternikmati bagi kaum berkuasa, bagi masyarakat hanya sebagai bahan pertimbangan serta korban adu domba dan korban politik .Masyarakat harus mendengarkan   janji pemerintah yang akan memberikan kemudahan serta murahnya di dunia pendidikan hanya ‘isapan jempol’.  Bahkan,  kemudahan dan murahnya dunia pendidikan yang telah digembar-gemborkan melalui media cetak maupun media elektronik hanya omong kosong belaka.  Kenyataannya,  dari tahun ke tahun PPDB yang dilakukan oleh pihak sekolah salah contoh  contohnya SMA Negeri 1 Kedungwaru di duga  ‘jadi’ ajang bisnis para oknum sekolah. Sehingga dengan mahalnya  sekolah tersebut membuat sejumlah wali murid terus menjerit.
Menjeritnya para wali murid siswa baru ini lantaran nominal yang dipatok oleh pihak sekolah dianggap mencekiknya.  Misalnya,  untuk bisa masuk sekolah SMA Negeri 1 Kedungwaru pihak sekolah telah memathok pagu mulai Rp6 juta hingga Rp12 juta.  Mereka, pada umumnya,  para siswa yang danem-nya hanyai 34 hingga 38. Ironisnya,   kebijakan tersebut disinyalir telah diamini oleh pihak Dinas Pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan ‘sapi perah’  para wali murid.  Dengan jurus program jalur prestasi,  jalur  mandiri ,bina lingkungan serta jalur gakin menjadi andalan pihak sekolah. Sehingga,   kebijakan ‘bejat’   ini tak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan masyarakat ,  karena kebijakan itu dianggapnya hanya ‘akal-akalan’  saja.
‘’Sebenarnya praktek seperti ini sudah berjalan lama mas.  Namun pada kenyataannya budaya-budaya seperti ini  tetap aman-aman saja.  Jadi,   sudah semestinya praktek-praktek kotor seperti itu dihentikan.  Dan,  sebenarnya,  semua pada dasarnya kembali pada pemimpin kita .  Kalau ada  keseriusan,  saya yakin pasti bisa ,’’ papar nara sumber Radar Fakta yang namanya minta disembunyikan,  pekan lalu.
Disisi lain Tim Radar Fakta Mencoba mencari kebenaran informasi yang  bukan rahasia lagi bagi warga masyarakat Tuungagung ini, tim mencoba menemui Kepala sekolah maupun Humas sekolah tersebut ,namun entah mereka alergi dengan wartawan atau memang  bener lagi keluar setiap mencoba menemui selalu tidak ada,lagi keluar ungkap dari salah satu pegawai sekolah SMA Negeri  1 Kedungwaru yang  kebetulan selaku wakaseknya,Dimana pihak wakasek sendiri tidak punya kewenangan menjawab konfermasi wartawan RF hanya Kepala Sekolah yang berwenang dan saat ini lagi keluar,Ungkapnya,,,,,,,,,,,,,,,bersambung ,(red)

No comments:

Post a Comment