PONOROGO (RF) -Saat ini mungkin nasib baik tidak memihak
bagi masyarakat Desa Mrican Kec Jenangan,puluhan warga
dusun Trenceng, desa Mrican kecamatan Jenangan berkumpul di area persawahan
Kanigoro. Baik laki laki dan perempuan saling bahu membahu mengumpulkan batangan
tanaman padi kering yang diletakan dibeberapa lokasi.Bukan sedang panen raya
atau sedang ani ani, setelah beberapa tumpukan tanaman padi terkumpul,
sementara yang lainnya masih terus memangkas batangan padi.
Dan beberapa orang
laki laki diantaranya segera menyulutdan membakar semua tanaman padi di area
persawahan Kanigoro. Bukan tidak bersyukur dengan hasil tanaman tapi puluhan
warga dusun trenceng itu merasa kecewa. Pasalnya dua kali musim panen pada
tahun ini mengalami kegagalan. Dan akibatnya warga mengalami kerugian hingga
ratusan juta rupiah.
Isnan, salah seorang
petani yang ikut dalam aksi bakar padi tersebut mengatakan, selama dua musim
tanam pada tahun ini mengalami gagal panen. Pada musim panen pertama, tanaman
padi di dusun trenceng banyak terserang hama potong leher. Sedangkan pada musim
tanam ke dua ini gagal panen lebih disebabkan padi kekurangan air. “sehingga
padi tidak bisa tumbuh normal dan bahkan berisi” ujar Isnan.
Selain hama menurut
Seno, sistem keamanan dan pengelolaan irigasi yang kurang mengakibatkan
pengairan tidak merata dan tersendat. Panjangnya aliran sungai di area
perhutani juga sering menjadi penyebab air tidak sampai persawahan. Bahkan
tidak jarang terjadi perselisihan dan salah faham sesama warga. Dan ini menjadi
persoalan tersendiri bagi warga. “contohnya kemarin ada warga yang di sidang
oleh Kamituo karena perkara air” terang Seno.
Dan warga semakin
kecewa karena gagal panen hingga musim ke dua tidak ada perhatian dari
pemerintah maupun dinas yang terkait. Warga trenceng sendiri sangat berharap
adanya uluran tangan dari pemerintah untuk meringankan beban dan kerugian yang
ditanggung masyarakat.
Kekeringan yang
melanda petani trenceng setiap musim kemarau juga disebabkan menurunnya debit
dari sumber mata air dari gunung. Pasalnya beberapa titik sumber air yang selama ini untuk mengairi
sawah kini dikelola PDAM. Akibatnya jatah air untuk petani berkurang.
Para petani sudah
terlalu besar mengeluarkan modal saat tiba musim tanam. Dan masyarakat juga
mendengar informasi, ada bantuan dari Pemerintah untuk warga yang mengalami
gagal panen. “besarnya tidak tahu, tapi coba akan kita konfirmasikan kepada
UPTD Pertanian tentang bantuan itu” pungkas Jaenuri, salah seorang Perangkat
Desa yang ada dilokasi pembakaran.(Anang/ika, RF)
No comments:
Post a Comment