Sunday, July 29, 2012

Petani Ponorogo Kecewa Gagal Panen, Bakar Hektaran Tanaman Padi


PONOROGO (RF) -Saat ini mungkin nasib baik tidak memihak bagi masyarakat Desa Mrican Kec Jenangan,puluhan warga dusun Trenceng, desa Mrican kecamatan Jenangan berkumpul di area persawahan Kanigoro. Baik laki laki dan perempuan saling bahu membahu mengumpulkan batangan tanaman padi kering yang diletakan dibeberapa lokasi.Bukan sedang panen raya atau sedang ani ani, setelah beberapa tumpukan tanaman padi terkumpul, sementara yang lainnya masih terus memangkas batangan padi.

Dan beberapa orang laki laki diantaranya segera menyulutdan membakar semua tanaman padi di area persawahan Kanigoro. Bukan tidak bersyukur dengan hasil tanaman tapi puluhan warga dusun trenceng itu merasa kecewa. Pasalnya dua kali musim panen pada tahun ini mengalami kegagalan. Dan akibatnya warga mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Isnan, salah seorang petani yang ikut dalam aksi bakar padi tersebut mengatakan, selama dua musim tanam pada tahun ini mengalami gagal panen. Pada musim panen pertama, tanaman padi di dusun trenceng banyak terserang hama potong leher. Sedangkan pada musim tanam ke dua ini gagal panen lebih disebabkan padi kekurangan air. “sehingga padi tidak bisa tumbuh normal dan bahkan berisi” ujar Isnan.
Selain hama menurut Seno, sistem keamanan dan pengelolaan irigasi yang kurang mengakibatkan pengairan tidak merata dan tersendat. Panjangnya aliran sungai di area perhutani juga sering menjadi penyebab air tidak sampai persawahan. Bahkan tidak jarang terjadi perselisihan dan salah faham sesama warga. Dan ini menjadi persoalan tersendiri bagi warga. “contohnya kemarin ada warga yang di sidang oleh Kamituo karena perkara air” terang Seno.
Dan warga semakin kecewa karena gagal panen hingga musim ke dua tidak ada perhatian dari pemerintah maupun dinas yang terkait. Warga trenceng sendiri sangat berharap adanya uluran tangan dari pemerintah untuk meringankan beban dan kerugian yang ditanggung masyarakat.
Kekeringan yang melanda petani trenceng setiap musim kemarau juga disebabkan menurunnya debit dari sumber mata air dari gunung. Pasalnya beberapa titik  sumber air yang selama ini untuk mengairi sawah kini dikelola PDAM. Akibatnya jatah air untuk petani berkurang.
Para petani sudah terlalu besar mengeluarkan modal saat tiba musim tanam. Dan masyarakat juga mendengar informasi, ada bantuan dari Pemerintah untuk warga yang mengalami gagal panen. “besarnya tidak tahu, tapi coba akan kita konfirmasikan kepada UPTD Pertanian tentang bantuan itu” pungkas Jaenuri, salah seorang Perangkat Desa yang ada dilokasi pembakaran.(Anang/ika, RF)

No comments:

Post a Comment